Pagi bunda menjelang malam ke 17 Ramadahan nanti malam up date blog dulu
Kebetulan tadi buka Fb baca status kakak sepupu putra kesayanganya sedang sakit katanya radang otak. ehm...cari info di mba google mau tahu apa itu RADANG OTAK. Yuk simak penjelasannya
Radang otak adalah suatu peradangan atau infeksi akut pada otak. Sering kali radang otak (Encephalitis) terjadi bersamaan dengan Radang Selaput Otak (Meningitis) sehingga disebut sebagai Meningoencephatilis.
Gejala Radang Otak
Radang otak terkadang diawali dengan gejala-gejala ringan, seperti sakit
kepala, lelah, demam, serta pegal-pegal. Kondisi penderita kemudian
dapat menurun secara drastis dengan indikasi-indikasi yang lebih serius
yang meliputi:
- Kejang-kejang.
- Perubahan kondisi mental, seperti linglung.
- Halusinasi.
- Otot yang lemas.
- Kelumpuhan pada wajah serta bagian tubuh tertentu.
- Gangguan pada kemampuan bicara atau pendengaran.
- Pingsan.
- Pergerakan mata yang tidak terkontrol.
- Leher yang kaku.
- Pandangan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan.
Gejala awal penyakit ini cenderung mirip dengan indikasi flu sehingga
sulit dideteksi. Karena itu, segeralah ke rumah sakit jika Anda atau
anak Anda mengalami gejala flu yang makin parah dan yang disertai dengan
perubahan kondisi mental.
Penyebab Radang Otak
- Radang Otak Primer, terjadi bila virus atau penyebab lainnya secara langsung menginfeksi otak.
- Radang Otak Sekunder, diakibatkan oleh reaksi sistem kekebalan sebagai akibat terjadinya infeksi di tempat lain di dalam tubuh.
- Virus herpes simpleks, yang menyebabkan terjadinya penyakit herpes di mulut maupun di kelamin. Herpes simpleks merupakan virus yang paling sering ditemukan pada kasus radang otak.
- Virus Varicella zoster, yang menyebabkan cacar air dan cacar api.
- Virus Epstein-Barr, yang menjadi penyebab penyakit mononukleosis.
- Berbagai jenis virus lain, yang menyebabkan penyakit campak (measles), gondongan (mumps), atau campak jerman (rubella).
- Virus dari hewan, misalnya virus rabies serta virus yang disebarkan oleh nyamuk dan caplak.
- Umur
- Kekebalan tubuh yang menurun
- Berkegiatan di luar rumah
- Musim dalam setahun
Diagnosis Radang Otak
Beberapa jenis pemeriksaan yang akan disarankan meliputi:
- MRI scan atau CT scan. Umumnya, ini merupakan jenis pemeriksaan pertama yang disarankan oleh dokter guna mendeteksi adanya radang otak. Kedua jenis pemeriksaan ini akan menunjukkan ada tidaknya pembengkakan yang terjadi pada otak, serta ada tidaknya penyebab lain yang mendasari radang otak seperti tumor.
- Pungsi lumbar. Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan jarum ke tulang belakang bagian bawah, dan kemudian dokter akan mengambil cairan serebrospinal guna diperiksa di laboratorium. Dari cairan tersebut, akan diperiksa ada tidaknya infeksi atau peradangan yang terjadi di otak. Tes ini terkadang juga dapat membantu mengidentifikasi jenis virus atau agen penyebab lainnya.
- Tes lain, seperti tes darah, tes hapusan tenggorokan, dan tes urine. Tes ini mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab infeksi.
- Elektroensefalogram atau EEG. Tes ini digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan aliran listrik di otak yang mungkin menjadi penyebab terjadinya radang otak.
- Biopsi otak. Pada prosedur ini, sebagian jaringan otak akan diambil untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Prosedur ini mungkin dipilih jika gejala semakin memburuk dan pengobatan tidak berdampak positif.
Pengobatan untuk penyakit radang otak yang ringan, terdiri dari:
- Berbaring di tempat tidur,
- Pemberian cairan yang cukup,
- Obat-obat anti peradangan, seperti: Acetaminophen, Ibuprofen atau Naproxen untuk mengatasi sakit kepala dan demam.
Pengobatan untuk radang otak yang lebih berat dapat berupa:
- Obat-obat anti virus, seperti Acyclovir (Zovirax) dan Ganciclovir (Cytovene).
- Untuk infeksi Mycoplsama diberikan suntikan Tetrasiklin.
- Untuk radang otak yang diakibatkan oleh Toxoplasma diberikan pengobatan kombinasi Pyrimethaqmine dan Suphadimidine.
- Diberikan obat Kortikosteroid (Methylprednisolone) untuk mengurangi pembengkakan otak dan peradangan otak.
- Obat penenang mungkin diperlukan untuk keadaan tubuh bagi penderita yang mudah terangsang atau tidak dapat beristirahat.
Pengobatan pendukung juga diperlukan yang dilakukan di rumah sakit, termasuk di antaranya:
- Bantuan penafasan untuk mengawasi pernafasan dan fungsi jantung.
- Pemberian cairan intravena untuk mengatasi keseimbangan cairan dan mineral.
- Obat-obat anti peradangan, seperti: Kortikosteroid, untuk mengurangi pembengkakan otak dan tekanan terhadap tulang tengkorak.
- Obat anti kejang, seperti Phenytoin (Dilantin), untuk menghentikan atau mencegah terjadinya kejang.
Komplikasi Radang Otak
Dampak radang otak tentu tidak sama pada tiap pasien. Ada yang bisa sembuh total, tapi ada juga yang mengalami komplikasi. Di antara seluruh kasus radang otak yang terjadi, diperkirakan sekitar 10 persen meninggal dunia.Risiko komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada banyak faktor. Di antaranya adalah usia pasien, penyebab terjadinya infeksi, jenis dan tingkat keparahan radang otak, serta kecepatan penanganan. Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi:- Kelelahan yang berkepanjangan.
- Hilang ingatan.
- Epilepsi.
- Gangguan kemampuan fisik dan motorik.
- Perubahan kepribadian dan perilaku.
- Gangguan kemampuan bicara dan penguasaan bahasa.
- Perubahan emosi, misalnya kecemasan dan emosi yang tidak stabil.
- Gangguan konsentrasi.
Pencegahan Radang Otak
Radang otak termasuk kondisi yang sulit dicegah. Pencegahan utama yang dapat Anda lakukan adalah melalui vaksinasi MMR. Langkah sederhana lain yang bisa diambil untuk menghindari kondisi ini adalah:- Menjaga kebersihan. Misalnya dengan sering mencuci tangan dan membersihkan rumah secara teratur.
- Jangan menggunakan alat makan yang sama dengan orang lain.
- Menghindari gigitan nyamuk. Kenakan pakaian tertutup saat tidur atau saat keluar rumah pada malam hari, gunakan semprotan antinyamuk, serta gunakan losion antinyamuk.
- Vaksinasi. Jenis vaksinasi rutin di Indonesia yang dapat membantu menurunkan risiko terjangkit penyakit ini adalah vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella). Selain itu, ada beberapa jenis vaksin yang disarankan apabila Anda akan bepergian ke daerah yang berisiko, seperti vaksin Japanese encephalitis, vaksin tick-borne encephalitis, serta vaksin rabies.
0 komentar:
Post a Comment